Sabtu, 22 Oktober 2016

Contoh Artikel Aliran dan Genre Sastra




 Contoh Artikel

Judul Artikel
:  ALIRAN DAN GENRE SASTRA
Sumber Bacaan
:  1. http://www.jendelasastra.com/wawasan/artikel/aliran-dan-genre-sastra
   2. http://www.duniaeni.com/2014/01/aku-ini-binatang-jalang-chairil- anwar.html
   3. http://idontop.com/puisi-guru.html
   4. http://chusnunyono.blogspot.co.id/
   5. http://www.lokerseni.web.id/2012/06/cerpen-pendidikan-ayo-sekolah.html
   6. http://www.jatikom.com/2016/03/contoh-naskah-drama-untuk-4-orang.html  



A.    Aliran Sastra
Kata mazhab atau aliran berasal dari kata stroming (bahasa Belanda) yang mulai muncul di Indonesia pada zaman Pujangga Baru. Kata itu bermakna keyakinan yang dianut golongan-golongan pengarang yang sepaham, ditimbulkan karena menentang paham-paham lama (Hadimadja,1972:9). Dalam bahasa Inggris, terdapat dua kata yang maknanya sangat berkaitan dengan aliran, yaitu periods, age, school, generation dan movements.
Aliran sastra pada dasarnya berupaya menggambarkan prinsip (pandangan hidup, politik, dll) yang dianut sastrawan dalam menghasilkan karya sastra. Dengan kata lain, aliran sangat erat hubungannya dengan sikap/jiwa pengarang dan objek yang dikemukakan dalam karangannya.
Pada prinsipnya, aliran sastra dibedakan menjadi dua bagian besar, yakni (1) idealisme, dan (2) materialisme. Idealisme adalah aliran romantik yang bertolak dari cita-cita yang dianut oleh penulisnya. Menurut aliran ini, segala sesuatu yang terlihat di alam ini hanyalah merupakan bayangan dari bayangan abadi yang tidak terduga oleh pikiran manusia. Aliran idealisme ini dapat dibagi menjadi (a) romantisisme, (b) simbolik, (c) mistisisme, dan (d) surealisme.
  1. Romantisisme adalah aliran karya sastra yang sangat mengutamakan perasaan, sehingga objek yang dikemukakan tidak lagi asli, tetapi telah bertambah dengan unsur perasaan si pengarang. Aliran ini dicirikan oleh minat pada alam dan cara hidup yang sederhana, minat pada pemandangan alam, perhatian pada kepercayaan asli, penekanan pada kespontanan dalam pikiran, tindakan, serta pengungkapan pikiran. Pengikut aliran ini menganggap imajinasi lebih penting daripada aturan formal dan fakta. Aliran ini kadangkadang berpadu dengan aliran idealisme dan realisme sehingga timbul aliran romantik idealisme, dan romantik realisme.
  2. Romantik idealisme adalah aliran kesusastraan yang mengutamakan perasaan yang melambung tinggi ke dalam fantasi dan cita-cita. Hasil sastra Angkatan. Pujangga Baru umumnya termasuk aliran ini. Sementara romantik realism mengutamakan perasaan yang bertolak dari kenyataan (contoh: puisi-puisi Chairil Anwar dan Asrul Sani).
  3. Simbolik adalah aliran yang muncul sebagai reaksi atas realisme dan naturalisme. Pengarang berupaya menampilkan pengalaman batin secara simbolik. Dunia yang secara indrawi dapat kita cerap menunjukkan suatu dunia rohani yang tersembunyi di belakang dunia indrawi. Aliran ini selalu menggunakan simbol atau perlambang hewan atau tumbuhan sebagai pelaku dalam cerita. Contoh karya sastra yang beraliran ini misalnya Tinjaulah Dunia Sana, Dengarlah Keluhan Pohon Mangga karya Maria Amin dan Kisah Negara Kambing karya Alex Leo.
  4. Mistisisme adalah aliran kesusastraan yang bersifat melukiskan hubungan manusia dengan Tuhan. Mistisisme selalu memaparkan keharuan dan kekaguman si penulis terhadap keagungan Maha Pencipta. Contoh karya sastra yang beraliran ini adalah sebagaian besar karya Amir Hamzah, Bahrum Rangkuti, dan J.E.Tatengkeng.
  5. Surealisme adalah aliran karya sastra yang melukiskan berbagai objek dan tanggapan secara serentak. Karya sastra bercorak surealis umumnya susah dipahami karena gaya pengucapannya yang melompat-lompat dan kadang terasa agak kacau. Contoh karya sastra aliran ini misalnya Radio Masyarakat karya Rosihan Anwar, Merahnya Merah karya Iwan Simatupang, dan Tumbang karya Trisno Sumardjo.
  6. Materialisme berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang bersifat kenyataan dapat diselidiki dengan akal manusia. Dalam kesusastraan, aliran ini dapat dibedakan atasrealisme dan naturalisme.
  7. Realisme adalah aliran karya sastra yang berusaha menggambarkan/memaparkan/ menceritakan sesuatu sebagaimana kenyataannya. Aliran ini umumnya lebih objektif memandang segala sesuatu (tanpa mengikutsertakan perasaan). Sebagaimana kita tahu, Plato dalam teori mimetiknya pernah menyatakan bahwa sastra adalah tiruan kenyataan/ realitas. Berangkat dari inilah kemudian berkembang aliran-aliran, seperti: naturalisme, dan determinisme.
  8. Realisme sosialis adalah aliran karya sastra secara realis yang digunakan pengarang untuk mencapai cita-cita perjuangan sosialis.
  9. Naturalisme adalah aliran karya sastra yang ingin menggambarkan realitas secara jujur bahkan cenderung berlebihan dan terkesan jorok. Aliran ini berkembang dari realisme. Ada tiga paham yang berkembang dari aliran realisme (1) saintisme (hanya sains yang dapat menghasilkan pengetahuan yang benar), (2) positivisme ( menolak metafisika, hanya pancaindra kita berpijak pada kenyataan), dan (3) determinisme (segala sesuatu sudah ditentukan oleh sebab musabab tertentu).
  10. Impresionisme adalah aliran kesusastraan yang memusatkan perhatian pada apa yang terjadi dalam batin tokoh utama. Impresionisme lebih mengutamakan pemberian kesan/pengaruh kepada perasaan daripada kenyataan atau keadaan yang sebenarnya. Beberapa pengarang Pujangga Baru memperlihatkan impresionisme dalam beberapa karyanya.
B.     Genre Sastra
Karya sastra menurut genre atau jenisnya terbagi atas puisi, prosa, dan drama. Pembagian tersebut semata-mata didasarkan atas perbedaan bentuk fisiknya saja, bukan substansinya. Substansi karya sastra apa pun bentuknya tetap sama, yakni pengalaman kemanusiaan dalam segala wujud dan dimensinya. Pengenalan terhadap ciri-ciri bentuk sastra ini memudahkan proses pemahaman terhadap maknanya. Demikian pula komponen–komponen yang turut membangun karya sastra tersebut. Berikut ini dipaparkan ketiga bentuk karya sastra tersebut.
1. Puisi
Puisi adalah karya sastra yang khas penggunaan bahasanya dan memuat pengalaman yang disusun secara khas pula. Pengalaman batin yang terkandung dalam puisi disusun dari peristiwa yang telah diberi makna dan ditafsirkan secara estetik.
Susunan kata dalam puisi relatif lebih padat dibandingkan prosa. Kehadiran kata-kata dan ungkapan dalam puisi diperhitungkan dari berbagai segi: makna, citraan, rima, ritme, nada, rasa, dan jangkauan simboliknya. Sebagai alat, katakata dalam puisi harus mampu diboboti oleh gagasan yang ingin diutarakan penyair. Di samping itu, kata-kata puisi harus pula mampu membangkitkan tanggapan rasa pembacanya. Kebebasan penyair untuk memperlakukan bahasa sebagai bahan puisi itu dalam istilah kesusastraan dikenal sebagai lisentia poetica. Istilah ini menyiratkan adanya semacam kewenangan bagi penyair untuk mematuhi atau menyimpangi norma ketatabahasaan. Pematuhan dan penyimpangan ini haruslah mempertimbangkan tercapainya kepuitisannya.

Dari segi bentuknya kita mengenal puisi terikat dan puisi bebas. Puisi terikat dapat dikatakan sebagai puisi lama, puisi yang diciptakan oleh masyarakat lama, seperti pantun, syair,dan gurindam.
Puisi baru, puisi bebas atau yang lebih dikenal sebagai puisi modern yang mulai muncul pada masa Pujangga Baru dan dipopulerkan oleh Angkatan 45 yang dipelopori oleh Chairil Anwar. Puisi modern dilahirkan dalam semangat mencari kebebasan pengucapan pribadi. Puisi modern dapat dianggap sebagai bentuk pengucapan puisi yang tidak menginginkan pola-pola estetika yang kaku atau patokan-patokan yang membelenggu kebebasan jiwa penyair. Dengan demikian, nilai puisi modern dapat dilihat pada keutuhan, keselarasan, dan kepadatan ucapan, dan bukan terletak pada jumlah bait dan larik yang membangunnya.
Sebagai sistem tanda, karya sastra puisi dapat disikapi sebagai salah satu ragam penggunaan bahasa dalam kegiatan komunikasi. Akan tetapi, bentuk komunikasi dalam sastra juga bersifat khas karena (1) tidak mempunyai bentuk hubungan timbal balik antara penutur dan penanggap secara langsung, (2) pemahaman pesannya telah mengalami otonomisasi karena pemahaman pesan tidak terjadi secara otomatis, dan (3) berbeda dengan komunikasi lisan, karena komunikasi sastra tidak lagi terikat oleh konteks hubungan langsung, misalnya tempat, waktu, dan peristiwa.
Untuk mengapresiasi suatu puisi seorang pembaca harus menciptakan kontak, dalam arti membaca teks sastra dan melakukan penghayatan. Kontak ini bisa terjadi apabila pembaca memahami kode kebahasaan ataupun sistem tanda dalam puisi yang diapresiasi. Hanya melalui hubungan yang demikian komunikasi dapat berlangsung dan karya sastra mendapatkan maknanya.
Gejala komunikasi seperti di atas dapat dihubungkan dengan sejumlah fungsi bahasa seperti fungsi (1) emotif, (2) referensial, (3) puitik, (4) fatis, (5) metalingual, dan (6) konatif (Jacobson, dalam Teeuw, 1984).
Fungsi emotif mengacu pada fungsi bahasa untuk menggambarkan, membentuk dan mengekspresikan gagasan, perasaan, pendapat, dan sikap penyair.
Fungsi referensial mengacu pada fungsi bahasa untuk menggambarkan objek, peristiwa, benda ataupun kenyataan tertentu sejalan dengan gagasan, perasaan, pendapat, dan sikap yang kita sampaikan, contoh dari pernyataan tersebut, misalnya dalam pernyataan Aku ini binatang jalang di tengah kumpulan terbuang.
Fungsi puitik yakni fungsi bahasa untuk menggambarkan makna sebagaimana terdapat dalam lambang kebahasaan itu sendiri. Untuk memahami makna binatang jalang misalnya, pembaca dapat menggambarkannya sebagai (mahluk bernyawa, kuat, liar, tidak terikat, tidak tergantung pada yang lain) dan sebagainya sebagai pemaknaan dari binatang jalang.
Fungsi fatis, mengacu pada konsepsi bahwa bentuk kebahasaan yang digunakan dalam komunikasi juga bisa digunakan untuk fungsi mempertahankan hubungan. Hal ini berguna untuk menciptakan kesan keakraban ataupun menciptakan bentuk-bentuk hubungan tertentu. Contoh dari pernyataan di atas misalnya, ketika kita membawa keranjang belanjaan, kita mungkin mendapat pertanyaan, “Dari pasar?” Kita tentunya hanya menjawab “Ya!” karena ujaran tersebut hanya untuk menciptakan keakraban atau hubungan sosial dan tidak mempunyai gagasan atau konsepsi apapun. Di dalam karya sastra penggunaan bahasa yang berkaitan dengan fungsi fatis bisa juga muncul apabila penggunaan bahasa itu hanya sekedar hiasan, sarana pemandu bunyi, atau sekedar kelayakan saja.
Fungsi konatif berisi konsepsi bahwa peristiwa bahasa dalam komunikasi berfungsi menimbulkan efek, imbauan, ataupun dorongan tertentu penanggapnya. Contoh dari pernyataan di atas, misal ketika kita membaca tulisan “Awas jalan licin” mungkin secara refleks kita akan mengurangi kecepatan dalam berkendaraan atau berjalan. Dalam membaca karya sastra, fungsi konatif itu berkaitan dengan efek pemahaman, misalnya, tentang nilai kehidupan yang mendorong kesadaran batin pembaca untuk melakukan ataupun menghayati pemahaman yang diperoleh itu dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan uraian di atas, dapat kita pahami bahwa puisi sebagai suatu struktur makro keberadaannya terkait dengan penyair, konteks, gagasan, sistem tanda yang terwujud dalam bentuk teks yang menjadi sarana kontak dengan pembaca (penerima). Selain komponen makro kita juga mendapatkan komponen mikro, yakni komponen yang membentuk puisi sebagai teks secara internal. Jelasnya suatu puisi akan memanfaatkan (1) bunyi bahasa, (2) katakata atau diksi, dan (3) penggunaan gaya bahasa untuk menciptakan kontak dengan pembacanya.
Unsur keindahan bunyi dalam puisi juga ditunjang oleh penggunaan unsur bunyi yang juga mempunyai berbagai macam karakteristik, seperti asonansi, disonansi, aliterasi, rima, dan irama.
Untuk memahami makna puisi, kita akan menemukan makna literal, pengertian tersirat, dan nilai kehidupan. Makna literal merupakan makna yang digambarkan oleh kata-kata dalam puisi seperti lazim dipersepsikan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika membaca larik puisi Aku ini binatang jalang, misalnya, kata aku akan memberikan gambaran seseorang sebagai persona, misalnya penyair. Sementara kata binatang jalang membentuk gambaran dari sesuatu yang disebut binatang jalang. Dalam kesadaran batin pembaca mungkin akan muncul gambaran hewan yang disebut singa, harimau, atau hewan yang dapat dikategorikan sebagai binatang jalang.
Larik puisi Aku ini binatang jalang, tentu saja tidak memuat informasi ataupun pengertian bahwa ’aku ini merupakan hewan harimau”. Gambaran bahwa aku merupakan binatang jalang hanya merupakan perbandingan atau metafora aku layaknya atau bagaikan binatang jalang. Dengan kata lain, menggambarkan aku seperti singa atau harimau memuat pengertian yang tersirat. Guna memahami pengertian tersiratnya kita mestilah memahami gambaran ciri singa ataupun harimau yang layak diperbandingkan atau dihubungkan dengan ciri yang tedapat pada manusia. Dengan begitu, kita tidak akan mengangkat ciri singa yang mempunyai kaki empat, suka makan daging mentah, telanjang, tetapi mengambil ciri singa yang menggambarkan kekuatan, keberanian, berkeliaran, dan sebagainya.
Untuk memahami nilai kehidupan tentu saja kita harus memahami makna yang terdapat dalam puisi tersebut. Apabila hal tersebut dilaksanakan dan dihayati dalam kehidupan sehari-hari, manfaat itu berlaku juga bagi kehidupan manusia pada umumnya. Jadi jelas pemahaman nilai-nilai kehidupan memang benarbenar memiliki relevansi dengan kenyataan kehidupan sehari-hari.
Contoh Puisi

AKU

Kalau sampai waktuku
Kumau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulan terbuang
Biar perluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari


Berlari
Hingga hilang pedih perih
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi

Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Pahlawan tanpa tanda jasa
Ialah Guru
Yang mendidik ku
Yang membekali ku ilmu
Dengan tulus dan sabar
Senyummu memberikan semangat untuk kami
Menyongsong masa depan yang lebih baik
Setitik peluhmu
Menandakan sebuah perjuangan yang sangat besar
Untuk murid-muridnya
Terima kasih Guru
Perjuanganmu sangat berarti bagiku
Tanpamu ku tak akan tahu tentang dunia ini
Akan selalu ku panjatkan doa untukmu
Terimakasih Guruku
2. Prosa
Prosa merupakan jenis karya sastra dengan ciri-ciri antara lain (1) bentuknya yang bersifat penguraian, (2) adanya satuan-satuan makna dalam wujud alineaalinea, dan (3) penggunaan bahasa yang cenderung longgar. Bentuk ini merupakan rangkaian peristiwa imajinatif yang diperankan oleh pelaku-pelaku cerita, dengan latar dan tahapan tertentu yang sering disebut dengan cerita rekaan. Bentuk ini terbagi atas kategori cerita pendek, novelet, dan novel.
Sebagai cerita rekaan, ia juga harus memiliki unsur-unsur, seperti pengarang, isi cerita, bahasa dan unsur-unsur fiksi. Unsur-unsur cerita rekaan antara lain sebagai berikut (a) tokoh dan penokohan, (b) alur, (c) latar, (d) tema, (e) amanat, (f) sudut pandang, (g) dan gaya bahasa, yang semuanya saling berhubungan sehingga membentuk satu cerita yang utuh.
Pembagian bentuk prosa seperti yang dikemukakan oleh H.B.Yassin adalah cerpen, novel, dan roman. Menurutnya, cerpen adalah cerita fiksi yang habis dibaca dalam sekali duduk. Novel adalah cerita fiksi yang mengisahkan perjalanan hidup para tokohnya dengan segala liku-liku perjalanan dan perubahan nasibnya. sedangkan roman adalah cerita fiksi yang mengisahkan tokoh-tokohnya sejak kanak-kanak sampai tutup usia. Jadi, panjang pendeknya cerita tidak dapat dijadikan patokan. Namun, sekarang ini istilah roman sudah jarang digunakan karena dianggap sama dengan novel.
Cerpen biasanya memiliki alur tunggal, pelaku terbatas (jumlahnya sedikit), dan mencakup peristiwa yang terbatas pula. Kualitas tokoh dalam cerpen jarang dikembangkan secara penuh. Karena serba dibatasi, tokoh dalam cerpen biasanya langsung ditunjukkan karakternya. Artinya, karakter tokoh langsung ditunjukkan oleh pengarangnya melalui narasi, deskripsi, atau dialog. Di samping itu, cerita pendek biasanya mencakup rentang waktu cerita yang pendek pula, misalnya semalam, sehari, seminggu, sebulan, atau setahun.
Novel memiliki durasi cerita yang lebih panjang dibandingkan dengan cerpen. Novel memiliki peluang yang cukup untuk mengeksplorasi karakter tokohnya dalam rentang waktu yang cukup panjang dan kronologi cerita yang bervariasi (ganda). Novel memungkinkan kita untuk menangkap perkembangan kejiwaan tokoh secara lebih komprehensif dan memungkinkan adanya penyajian secara panjang lebar mengenai permasalahan manusia. Itulah sebabnya, permasalahan yang diangkat menjadi tema-tema novel umumnya jauh lebih kompleks dan rumit bila dibandingkan dengan cerpen. Permasalahan hidup manusia yang menjadi sumber inspirasi penulis sangatlah rumit dan kompleks. Jika dipetakan pemasalahan itu meliputi hubungan antarmanusia dengan Tuhan, manusia dengan alam semesta, manusia dengan masyarakat, dan manusia dengan dirinya sendiri. Peranan tokoh tidak statis, tetapi bergerak dalam pergerakan waktu. Keterbatasan dan keleluasaan juga membawa konsekuensi pada rincian-rincian yang sering menjadi bumbu cerita.
Demikianlah sebuah karya sastra, sebagaimana rumah, juga dibangun oleh unsur-unsur yang mendukung keberadaannya. Unsur-unsur pembangun karya sastra lazim disebut dengan unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Menurut Jakob Sumardjo dan Saini K.M. (1985) yang dimaksud dengan unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang berasal dari dalam karya sastra itu sendiri, seperti: tema, tokoh, alur, latar, sudut pandang, amanat, dan gaya bahasa. Unsur-unsur ini harus ada karena akan menjadi kerangka dan isi karya tersebut. Sementara itu, unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berasal dari luar karya sastra, misalnya sosial, budaya, ekonomi, politik, agama, dan filsafat. Faktor ekstrinsik tidak menjadi penentu yang menggoyahkan karya sastra. Akan tetapi, bagi pembaca, hal tersebut tetap penting untuk diketahui karena akan membantu pemahaman makna karya sastra, mengingat tidak ada karya sastra yang lahir dari kekosongan budaya.
Contoh Prosa Lama
Hikayat Gunung Tidar Dan Tombak Kiai Panjang

Syahdan, dahulu kala Tanah Jawa ini masih berupa hutan belantara yang tiada seorangpun berani tinggal di sana. Sebagian besar wilayah Jawa ini dahulu masih dikuasai berbagai makhluk halus. Konon Tanah Jawa yang dikelilingi laut ini bak perahu yang mudah oleng oleh ombak laut yang besar. Maka melihat itu para dewata segera mencari cara untuk mengatasinya.
Maka berkumpullah para dewa untuk membahas persoalan Tanah Jawa yang tidak pernah tenang oleh hantaman ombak itu. Diutuslah sejumlah dewa untuk tugas menenangkan pulau ini. Mereka membawa sejumlah bala tentara menuju Pulau Jawa sebelah barat. Namun, tiba-tiba Pulau Jawa kembali oleng dan berat sebelah karena para dewa dan bala tentara hanya menempati wilayah barat. Agar seimbang, sebagian dikirim ke timur. Namun usaha ini tetap gagal.
Melihat kenyataan itu maka para dewa sibuk mencari jalan pemecahan. Setelah beberapa waktu berembug, maka didapatkanlah sebuah ide cemerlang. Mau tak mau para dewa harus menciptakan sebuah paku raksasa, dan paku itu akan ditancapkan di pusat Tanah Jawa, yaitu titik tengah yang dapat menjadikan Pulau Jawa seimbang. Paku raksasa yang ditancapkan itu konon dipercaya sebagian masyarakat sebagai Gunung Tidar. Dan setelah paku raksasa itu ditancapkan, Pulau Jawa menjadi tenang dari hantaman ombak.Menurut kepercayaan sebagian masyarakat, Gunung Tidar pada mulanya hanya ditinggali oleh para jin dan setan yang konon dipimpin oleh salah satu jin bernama Kiai Semar. Kiai Semar tidak sama dengan tokoh Semar dalam dunia pewayangan. Kiai Semar yang menguasai Gunung Tidar ini konon jin sakti yang terkenal seram. Setiap ada manusia yang mencoba untuk tinggal di sekitar Gunung Tidar, maka tak segan Kiai Semar mengutus anak buahnya yang berupa raksasa-raksasa dan genderuwo untuk memangsanya.
Alkisah, datanglah seorang manusia yang terkenal berani untuk mencoba membuka wilayah Tidar untuk ditinggali. Ksatria berani ini berasal dari tanah jauh. Konon ia berasal dari negeri Turki, bernama Syekh Bakir dan ditemani Syekh Jangkung. Kedua syekh ini disertai juga oleh tujuh pasang manusia, dengan harapan dapat mengembangkan masyarakat yang kelek mendiami wilayah itu.
Mendengar kabar itu, Kiai Semar murka. Diseranglah mereka oleh anak buah Kiai Semar, dan tiada seorangpun yang selamat kecuali Syekh Bakir yang sakti, soleh, dan sabar. Setelah bertapa selama 40 hari 40 malam, ia bertemu dengan Kiai Semar.
“Hei, Ki Sanak, berani benar kau berada di wilayah kekuasaanku tanpa permisi. Siapakah engkau dan apa maumu berada di wilayah ini,” kata Kiai Semar.
“Duh penguasa wilayah Tidar, ketahuilah olehmu bahwa namaku Syekh Bakir, asalku dari negeri Turki nun jauh di sana. Adapun kedatanganku kemari untuk membuka tempat dan aku akan tinggal di sini bersama saudara dan sahabatku,” jawab Syekh Bakir dengan tenang.
“Adakah kau tahu bahwa daerah ini adalah daerah kekuasaanku? Siapapun tak boleh tinggal di sini. Jika tiada peduli, maka akau akan mnegutus anak buahku untuk menumpas kalian tanpa sisa.”
“Hai engkau yang mengaku sebagai penguasa Gunung Tidar, tidakkah kau tahu bahwa tiada yang dapat melebihi kekuasaan Allah? Allah menciptakan manusia untuk menjaga dan memelihara alam semesta ini, bukan untuk menguasainya secara semena-mena,” kata Syekh Bakir.
“Hei manusia, sebelum kemarahanku memuncak, tinggalkan tempat ini! Ketahuilah bahwa tempat ini sudah menjadi milikku, dan jangan mencoba merampasnya.” Syekh Bakir terdiam.
Mendengar ancaman Kiai Semar, ia lalu mengalah. Tetapi bukan berarti ia menyerah kalah. Tetapi sebaliknya Syekh Bakir hendak menyiapkan diri lebih baik untuk mengalahkan Kiai Semar dan bala tentaranya.
Sesampai di negeri Turki, ia mengambil sebuah tombak sakti yang bernama Kiai Panjang. Selain itu, iapun menyiapkan lebih banyak lagi manusia yang akan diajak serta untuk membuka tempat tinggal baru di Tidar.
Sesampai kembali di Tidar, berpasang-pasang manusia yang diajak serta oleh Syekh Bakir tinggal lebih dulu di daerah sebelah timur Gunung Tidar yang sekarang dikenal dengan nama desa Trunan. Konon desa itu berasal dari makna “turunan”. Ada yang mengatakan arti dari turunan itu adalah keturunan, tetapi ada yang menganggapnya sebagai daerah pertama kali sahabat-sahabat Syekh Bakir diturunkan dan tinggal di tempat itu untuk sementara waktu.
Setelah itu Syekh Bakir berangkat sendiri ke puncak Gunung Tidar untuk bersemadi. Tombak pusaka sakti Syekh Bakir ditancapkan tepat di puncak Tidar sebagai penolak bala. Dan benar, tombak sakti itu menciptakan hawa panas yang bukan main bagi Kiai Semar dan wadyabalanya.Merekapun lari tunggang langgang meninggalkan Gunung Tidar. Dengan adanya tombak sakti itu, maka amanlah Gunung Tidar dari kekuasaan para jin dan makhluk halus. Syekh Bakirpun akhirnya memboyong sahabat-sahabatnya untuk membuka tempat tinggal baru di Gunung Tidar dan sekitarnya.
Contoh Prosa Baru
AYO SEKOLAH
Karya Ilham

Ketika mentari mulai terlihat merangkak perlahan di ufuk timur, Raodah nampak bergegas menuju kamar tidur anaknya. Pagi yang disambut kokokan ayam jantan dari segala              sudut penjuru kampung membuat janda muda itu semakin tampak gelisah. Mengapa tidak,          arah jarum jam hampir menunjuk tepat ke angka enam, namun anak semata wayangnya            itu tak kunjung bangun dari tidurnya. Bukan hanya gelisah, namun perlahan raut                                 wajah Raodah terlihat  begitu kesal  setelah melihat tingkah  anaknya  yang tak seperti biasanya.
“Udin lekas bangun, sudah siang,” begitu kata Raodah setelah tepat berada di tempat pembaringan anaknya itu. Entah masih berada dalam dunia mimpinya, perkataan itu tak digubris Udin.
“Udin ayo bangun, entar kamu telat masuk sekolahnya,” kalimat Raodah sedikit mengoyang-goyangkan tubuh anaknya. Namun, alangkah nikmatnya dunia mimpi, membuat Udin tak kunjungbangun.

Dengkuran udin masih terdengar begitu jelas dikedua telinga Raodah, membuatnya bertambah kesal. Bantal guling yang ada di sisi kanan tubuh anaknya itu diambilnya lalu                              di pukulkannya ke arah wajah Udin dengan pelan.“Udiiiin, bangun”. Bukan mendengar, namun merasakan hantaman guling ke wajahnya membuat Udin seketika tersentak bangun. Terlihat sedikit lucu atas respon anaknya membuat Raodah tersenyum mengusir kekesalan hatinya pada anaknya.“Ah ibu, menggangu mimpi Udin saja,” Ucapan spontan Udin disaat melihat ibunya tersenyum pahit padanya.“Mimpi, mimpi. Sekarang kamu cepat mandi tidak lama waktunya kamu masuk sekolah”.“Sekolah, sekolah lagi. Udin malas masuk sekolah bu. Bosan,” Balas Udin sembari menjatuhkan kepalanya kembali ke bantal. Alangkah kaget hati Raodah, ia tak habis pikir bahwa anaknya akan berkata seperti itu.
Hampir tak dapat berkata lagi, setelah menyaksikan tingkah anaknya yang aneh itu. Udin di mata Raodah dikenal sebagai sesosok anak yang pandai dan rajin. Semenjak Udin mengenal dunia pendidikan, nilai prestasi udin sangat bagus di mata Raodah dan termasuk para gurunya.
“Sudah lah bu, Udin mau tidur lagi untuk melanjutkan mimpi Udin bertemu dengan kakek-kakek tua”. Raodah kembali tersentak kaget mendengar perkataan anaknya seperti itu. Meskipun belum mengerti mengapa sikap dan tingkah anaknya berubah drastis, dengan sikap keibuan Raodah, ia kembali berkata pada anaknya,“Udin, jika kamu tak sekolah, lantas kamu mau jadi apa nantinya”. Mendengar kalimat ibunya itu, Udin hanya terdiam kemudian menutupi kepalanya dengan bantal.
“Lho, kok Udin seperti ini. Apa Udin tidak kasihan sama Ibu,” Raodah mencoba membujuk Udin, anaknya itu. Seketika pun Udin memutuskan tuk kembali duduk dan menatap Raodah, ibunya.
“Ibu, justru Udin kasihan sama Ibu, sehingga udin memutuskan tuk tidak ke sekolah. Aku kasihan sama ibu, yang menyekolahkan aku dengan orientasi kelak aku kerja jadi pegawai,” kalimat Udin membuat Raodah hanya terdiam.“Coba ibu pikir, jika esok hari nanti aku tidak jadi pegawai, pasti ibu sendiri akan kecewa. Sebab di pikiran ibu, letak keberhasilan seseorang sekolah itu di ukur apabila dia jadi pegawai nantinya”.“Tapi Udin, bagaimana caranya kita akan merubah nasib jika kamu tidak sekolah. Apalagi dengan bersekolah, kamu akan menjadi cerdas. Dan setelah cerdas, bukan hanya nasib di keluarga kita yang dapat kamu rubah, tetapi nasib orang-orang miskin lain pun kamu dapat merubahnya,” kalimat balas Raodah mencoba memberi pemahaman pada anaknya itu.Mendengar perkataan ibunya, udin hanya tersenyum dan meraih kedua tangan ibunya itu.“Ibu, apa ibu tahu bahwa sekolah itu adalah salah satu bentuk pembodohan pemerintah bagi rakyat miskin seperti kita ini”.“Udin, maksud kamu apa nak,” Raodah seketika kaget pendengar pengakuan anaknya itu. Sedikit penasaran pun menyelimuti pikirannya.
“Bu, coba ibu pikir, sudah beberapa tahun ini Udin sekolah. Namun tak sedikit pun kesukaan Udin yang terelisasikan oleh sekolah udin sendiri. Udin hobi bermain Drama, namun di sekolah tak pernah mengajarkan kita mengenai drama. Yang ada hanya metematika dan bahasa inggris. Di sekolah juga kalau Udin perhatikan, hanya orang-orang kaya yang mendapatkan pelayanan baik dari guru. Banyak teman-teman Udin yang segolongan dengan kita yang miskin ini, hanya dikomersilkan dari guru-guru. Dibilang bodoh lah, dicap nakal lah sehingga membuat kita merasa diasingkan. Jadi kira-kira apa untungnya jika Udin masih tetap sekolah,” jelas Udin selayaknya orang dewasa. Demikian yang terjadi pada Raodah yang tak habis pikir, apa yang membuat anaknya menjadi seperti itu.Jarum jam yang menempel di dinding kamar Udin semakin berputar, dan telah menunjukkan tepat pukul 07.00. Namun, anak dan orang tua itu tak beranjak dari ruangan sederhana itu. Percakapan masih saja terus berlangsung membuat mereka terhipnotis seakan tak sadarkan diri.“Ibu, semalam Udin bermimpi bertemu dengan kakek-kakek tua. Udin tak tahu siapa. Tapi kakek tua itu memberikan pemahaman padaku tentang kondisi pendidikan di kampung kita ini. Udin baru mengerti, ternyata dunia pendidikan di kampung kita ini itu sangat rusak bu,” lanjut Udin bernada kesal.“Siapa bilang pendidikan itu rusak nak. Coba lihat, sudah berapa kali Udin mendapat beasiswa dari sekolah sebagai siswa terpandai di sekolah. Jadi jangan berpendapat seperti itu dong nak,” Raodah kembali memberi pemahaman dengan mengusap-usap kepala anaknya itu.“Nah, itulah salah satu kekeliruan pendidikan bu, hanya siswa cerdas yang diakui dan dibantu oleh pemerintah. Sedangkan bagi siswa-siswa yang bodoh tidak dianggap dan tidak diberikan bantuan semacam beasiswa itu”.
“Tapi itu adalah salah satu cara pemerintah untuk meningkatkan motifasi bagi anak untuk lebih giat belajar lagi,” balas Raodah mencoba melayani perkataan Udin, anaknya. Namun mendengar pernyataan ibunya, Udin kembali tersenyum.“jadi di mana letak tugas-tugas pendidikan itu sendiri, yang katanya merubah sikap dan prilaku seseorang menjadi lebih baik. Dalam mimpi udin semalam, kakek-kakek itu sempat berkata padaku, bahwa pendidikan hanya akan melahirkan penindas-penindas baru di kapung kita ini bu. Dan itu fakta, sebab mengapa di kampung kita ini banyak pejabat-pejabat korupsi yang merampok uang-uang rakyat. Itu semua dampak dari biaya pendidikan yang mahal. Hmmm, Pokoknya pendidikan itu sangat rusak lah bu,” Sela Udin mencoba mengakhiri perdebatannya dengan ibunya.Mendengar segala perkataan Udin, Raodah tak habis pikir, hanya karena mimpi anaknya dapat berkata seperti itu. Raodah heran, tingkah anaknya di pagi itu tak ubahnya tingkah orang-orang dewasa. Hampir tak percaya, sebab Udin masih duduk di bangku sekolah dasar kelas tiga.

Menganggap pendapat anaknya tak dapat ditentang lagi, Raodah memutuskan tuk mengikuti arus pikiran anaknya itu agar dia kembali mau melanjutkan sekolahnya lagi.
“Baiklah, ibu sekarang mengerti apa maksud Udin. Memang pendapat kamu semuanya benar. Jadi sekarang ibu mau bertanya pada Udin”.“Apa itu bu,” sepertinya Udin penasaran mendengar perkataan ibunya.
“Jika sekarang Udin prihatin dengan kondisi pendidikan, jadi apa Udin mau melakukan perubahan terhadap dunia pendidikan di kampung kita ini,” Raodah mencoba menjebak anaknya itu.
“Yah maulah bu. Udin mau merubah sistem-sistem pendidikan. Udin mau menerapkan sistem pendidikan yang tidak berpihak. Udin akan menghapus yang namanya ujian nasional, agar hak-hak guru sebagai orang yang mengetahui tingkat kecerdasan muridnya itu bisa kembali lagi,” kalimat Udin yang terdengar seakan bermain-main dengan imajinasinya sendiri.
“Nah, kira-kira dengan cara seperti apa yang akan membuat Cita-cita Udin seperti itu bisa tercapai,” Raodah kembali bertanya pada Udin.“Yah, dengan cara bersekolah yang baiklah bu,” kata Udin sedikit memotong pembicaraan ibunya.“Itu kan,,, Udin sendiri memahami, bahwa bersekolah itu kita dapat mewujudkan cita-cita kita. Tapi mengapa sekarang ini, Udin sendiri tak mau pergi sekolah. Gimana caranya,” Raodah seakan mengejek anaknya, namun sekedar mengembalikan pemahaman Udin seperti sedia kala.“Oh iya, lho kok Udin bisa lupa sih. Jika Udin tak sekolah, sama halnya aku merelakan diri untuk dibodohkan oleh orang lain,” Udin seakan baru terbangun dari ketidak sadarannya.“Nah itu baru anak ibu. Berhubung jam baru menunjukkan pukul setengah delapan, lekas mandi. Setelah itu, Udin berangkat sekolah untuk merampok Ilmu pengetahuan,” Gumam Raodah memberi semangat pada anak semata wayangnya itu.“Baiklah, pokoknya kelak, Udin akan merubah kampung kita ini dengan hasil perjuangan Udin nantinya”. Mendengar pengakuan Udin, Raodah seketika tersenyum simpul lalu memeluk erat anaknya itu.“Yah sudah, lekas mandi”. Raodah melepas pelukannya, sehingga Udin seketika bersemangat dan segera beranjak meninggalkan tempat tidurnya.

Melihat tingkah anaknya yang lucu, Raodah kembali tersenyum sambil menggelengkan kepalanya. Di sisi lain, Raodah pun merasa lega, akhirnya pengaruh kakek-kakek yang ditemui Udin dalam mimpinya bisa terhapuskan kembali. Ia takut, jika pengaruh kakek-kakek itu terus tertanam di fikiran anaknya, kelak anaknya itu tak akan bercita-cita menjadi pegawai negri lagi. Sebab difikran Raodah, anaknya dianggap berhasil jika dapat mencapai predikat yang namanya PNS. Sebagai ibu yang ingin melihat anaknya berhasil, Raodah kembali bernafas lega setelah beberapa menit ia sempat khawatir dengan sifat kekritisan anaknya yang begitu cepat. Akhirnya, ia memutuskan untuk merapikan tempat tidur Udin yang sangat berantakan. Namun, setelah beberapa detik merapikan tempat tidur anaknya itu, ia kembali dikagetkan dengan kalimat Udin yang kembali menemui ibunya yang masih berada dalam kamar.
“Bu, tapi setelah Udin pikir-pikir, jika Udin tetap sekolah dan akhirnya aku cerdas, apakah aku tidak akan menjadi penindas-penindas baru di kampung kita ini. Udin sepertinya ragu bu akan semua itu”. Mendengar perkataan Udin yang mengagetkan, Raodah hanya terdiam dan tak mampu berkata apa-apa lagi. Ruangan sederhana itu kembali sepi. Anak dan ibu itu semuanya membisu. Sepintas berlalu, bayangan kakek-kakek yang ada dalam mimpi Udin itu kembali terlihat melintas di depan mata. Lalu, semuanya kembali terdiam.

3. Drama
Pada dasarnya drama tidak jauh berbeda dengan karya prosa fiksi. Kesamaan itu berkaitan dengan aspek kesastraan yang terkandung di dalamnya. Namun, ada perbedaan esensial yang membedakan antara karya drama dan karya prosa fiksi, yakni pada tujuannya. Tujuan utama penulisan naskah drama adalah untuk dipentaskan. Semi (1988) menyatakan bahwa drama adalah cerita atau tiruan perilaku manusia yang dipentaskan.
Jika dicermati secara saksama, drama memiliki dua aspek esensial, yakni aspek cerita dan aspek pementasan yang berhubungan dengan seni lakon atau teater. Drama sebenarnya memiliki tiga dimensi, yakni (1) sastra, (2) gerakan, dan (3) ujaran. Oleh karena itu, naskah drama tidak disusun khusus untuk dibaca seperti cerpen atau novel, tetapi lebih daripada itu dalam penciptaan naskah drama sudah dipertimbangkan aspek-aspek pementasannya. Dalam hampir setiap naskah drama selalu ditemukan narasi, dialog, dan arahan tentang petunjuk lakuan atau akting.


Contoh Drama


Sinopsis Drama Remaja

Jalil dan Umroh pada hari itu berusaha untuk memberikan pemahaman kepada kedua temannya, yaitu Erna dan Lubis tentang betapa pendidikan itu jauh lebih penting katimbang melakukan aktivitas-aktivitas yang tidak bernilai.

Dialog Drama

Lubis:
Besok hari Minggu kalian pada mau kemana nih? Pasti ada acara jalan-jalan ya?!

Erna:
Nggak tahu tuh.. aku belum punya rencana kemana-kemana.

Jalil:
Kalau aku mau stay dirumah aja. Aku mendingan belajar daripada jalan kesana-kemari nggak jelas gitu.

Umroh:
Iya, aku juga sama dengan Jalil. Daripada keluyuran nggak jelas kan mending belajar aja dirumah.

Jali dan Umroh memang berbeda dengan Lubis dan Erna. Jalil dan Umroh adalah sosok remaja yang rajin belajar dan senantiasa memprioritaskan pendidikan.

Lubis:
Kalian hari Minggu pun masih dipake untuk belajar?! kan selama tujuh hari itu kita hanya punya satu hari untuk menenangkan diri, ngapain juga mesti dipake untuk belajar.

Erna:
Iya, mereka ini rajin banget sih. Padajal belajar selama enam hari itu kan juga sudah lebih dari cukup.

Umroh kemudian menjabarkan kepada mereka bedua, betapa pendidikan itu jauh lebih penting daripada bermain atau keluyuran nggak tentu arah.


Umroh:
Berlibur itu emang perlu sih.. kita pastinya emang merasa jenuh jika setiap hari hanya belajar dan belajar, tapi kit aharus ingat bahwa dengan banyak belajarlah yang akan menjadikan kita sebagai anak yang pintar.



Jalil:
Iya, aku setuju dengan kamu, Umroh. Udahlah, aku sih bukannya melarang kalau kalian mau jalan, tapi maunya aku tuh kalian tetap fokus sama pendidikan. Jangan kebanyakan keluyuran, sementara pendidikan kalian abaikan.

Erna:
Siapa bilang aku mengabaikan pendidikan. Aku juga belajar kok.. cuman nggak serajin kalin sih..

Umroh:
Nah itu dia, mulai sekarang kalian harus memberi waktu yang lebih banyak untuk proses belajar kalian agar nantinya kamu bisa lulus dengan nilai yang membanggakan.

Lubis pun dibuat terenung oleh nasehat temannya itu (betapa mereka ini sangat mementingkan pendidikan katimbang bermain) bisik Lubis dalam hati.

Lubis:
Ok, aku terima masukan kalian. Sepertinya apa yang kalian sampaikan itu emang benar. Mulai sekrang aku harus lebih care dengan pendidikan.

Erna:
Iya juga ya.. ngapain aku harus ngebuang banyak waktu untuk tujuan yang nggak jelas gitu, sementara pendidikan yang harusnya aku beri banyak perhatian malah jadi terabaikan.

Contoh Proposal Pembangunan Masjid







PANITIA PEMBANGUNAN
MASJID AL-HUDA MAPAI
RT.04 Dusun Semerangkai Desa Semerangkai
Kecamatan Kapuas Kab Sanggau Kode Pos : 78551

Nomor             :  05/Pan.AH/2016
Lampiran        : 1 (satu) berkas                                          
Perihal             : Permohonan Bantuan Dana
                       
Kepada
Yth. Bapak Gubernur Kalimantan Barat
       
        Di-

               TEMPAT



Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, serta shalawat dan salam senan  tiasa dilimpahkan kepada  Nabi Muhammad SAW. Salam sejahtera kami sampaikan kepada Bapak semoga selalu ada dalam lindungan dan ridho Allah SWT.
Perkenankanlah kami panitia pembangunan Masjid Al-Huda Mapai menyampaikan permohonan bantuan dana sebesar Rp 161.750.000,- (Seratus enam puluh satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah) untuk  pembangunan/rehab atap dan plafon   Masjid Al-Huda Mapai yang luas bangunannya 30m x 24m = 720  , Luas tanah 50m x 50m = 2500  dan berlokasi di RT.04 Dusun Semerangkai Desa Semerangkai Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Provinsi Kalimantan Barat. Bahwa Masjid Al-Huda tersebut kami bangun mulai tanggal 19 April 1996 hingga saat ini, Masjid tersebut belum pernah direhap.
Dalam Pembangunan/Rehab tersebut kami masyarakat sudah menjalankan Iuran bulanan per KK sebesar Rp.10.000,-/bulannya mulai dari bulan januari 2016 sampai sekarang.
Mengingat keterbatasan dana  kami, untuk memenuhi kebutuhan dana tersebut, kami sangat mengharapkan bantuan dari Bapak.
Demikian, atas bantuan, dorongan serta do’a Bapak kami panitia mengucapkan banyak terimakasih, diiringi do’a semoga Allah SWT melimpahkan pahala atas amaljariyah yang telah diberikan.Amiin.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.



Mapai,  08  Februari   2016
   Ketua Remaja Masjid                 Ketua Pembangunan Masjid




        R.Sardi Wandira                             H.Syukur Daud
Sekretaris




H.Abang Mukti, S.Pd

                                                                           
                                                                             Mengetahui :

Kepala Desa Semerangkai




HAMDINI











PANITIA PEMBANGUNAN
MASJID AL-HUDA MAPAI
RT. 04 Dusun Semerangkai Desa Semerangkai
Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kode Pos 78551


I.                   PENDAHULUAN
Alhamdulillah wasyukrillah, shalawat serta salam mudah-mudahan senan tiasa dicurahkan kepada paduka alam, Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalahnya menunjukkan kitake jalan yang sangat kita dambakan yaitu NurIllahi.Mudah-mudahan dengan risalahnya yang beliau sampaikan kepada kita terus menerangi alam dunia fana ini dan mudah-mudahan juga kepada segenap ahli waris beliau yaitu para ulama bias  tetap tsidqoh (eksis dan konsisten) memperjuangkan apa yang telah diwariskan beliau yaitu al-Islam. Amiin.

II.                LATAR BELAKANG
1.       Masjid Al-Huda Mapai adalah sebagai sarana peribadahan yang mempunyai nilai luhur dalam pengembangan agama Islam.
2.       Masjid merupakan lembaga keagamaan yang memiliki fungsi sebaga ikesatuan danpersatuan serta pusat kegiatan umat Islam yang universal.
3.       Kegiatan ibadah ritual, pembentukan akhlaqulkarimah danpenyebaran ilmu agama perlu dibarengi dengan keberadaan sarana dan prasarana yang memadai.

III.             DASAR PEMIKIRAN
Masjid Al-Huda Mapai yang berlokasi di RT.04 Dusun Semerangkai  Desa Semerangkai Kec. Kapuas  Kab. Sanggau, selain tempat peribadatan juga berfungsi sebagai :
-          Tempat peringatan hari-hari besar Islam
-          Pendalaman agama
-          Pembinaan generasi muda

IV.             TUJUAN
1.      Membangun bangunan pokok untuk menampung kegiatan peribadatan dan membina umat serta meningkatkan syiar agama.
2.      Mendirikan bangunan Masjid Al-Huda Mapai sesuai dengan jamaah, serasi, seimbang dan selaras dengan Islam, sehingga dapat menimbulkan gairah spiritual dan dapat menumbuhkan kesadaran diri sebagai hamba Allah SWT.
V.                SUSUNAN PANITIA
(Terlampir)
VI.             RENCANA ANGGARAN BIAYA
(Terlampir)
VII.          GAMBAR
 (Terlampir)
VIII.       REKOMENDASI  DESA
 (Terlampir)
IX.             REKOMENDASI CAMAT KAPUAS
(Terlampir )
X.                REKOMENDASI  DEPAG KABUPATEN SANGGAU
(Terlampir )
XI.             REKENING MASJID AL-HUDA MAPAI
(Terlampir)

XII.          PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat dan disampaikan semoga dapat dijadikan bahan pertimbangan  bagi  Bapak. Kami menyadari pembuatan  proposal  ini masih banyak kekurangannya, namun dengan segala kerendahan hati mohon Bapak memaklumi akan keadaannya.
Akhirnya semoga Allah SWT.senantiasa memberikan perlindungan kepada kita semua. Amiin.



PANITIA PEMBANGUNAN MASJID
AL – HUDA MAPAI

      Ketua Remaja Masjid              Ketua Pembangunan Masjid




     R. SARDI WANDIRA                 H.SYUKUR DAUD
Sekretaris




H.ABANG MUKTI,S.Pd.SD






PANITIA PEMBANGUNAN
MASJID AL-HUDA MAPAI
RT.04 Dusun Semerangkai Desa Semerangkai
Kecamatan Kapuas Kabupaten Sanggau Kode Pos  78551


RENCANA ANGGARAN BIAYA


NO
NAMA BARANG
VOLUME
HARGA SATUAN (Rp)
JUMLAH
(Rp)
1.
Seng Roket
800   kpg
55.000,-
44.000.000,-
2.
Kayu Balok 8x8
100   btg
90.000,-
9.000.000,-
3.
Kayu kasau 5x7
200   btg
35.000,-
7.000.000,-
4.
Papan
100   kpg
30.000,-
3.000.000,-
5.
Paku Seng
100   ktk
25.000,-
2.500.000,-
6.
Paku 2 inc
  20   kg
25.000,-
    500.000,-
7.
Paku 3 inc
  10   kg
25.000,-
250.000,-
8.
Paku 4 inc
    5   kg
25.000,-
300.000,-
9.
Besi Beton 10 mm
  10   btg
750.000,-
7.500.000,-
10.
Semen
  20   zak
105.000,-
2.100.000,-
11.
Les Gipsun
  20   btg
30.000,-
600.000,-
12.
Kubah  2x2m
    1   unit
10.000.000,-
10.000.000,-
13.
Dom Gibsun
  10   bh
        50.000,-
500.000,-
14.
Reng Seng
300   btg
15.000,-
4.500.000,-
15
Upah tukang


70.000.000,-
JUMLAH
161.750.000,-
Seratus enam puluh satu juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah




Mapai,    08   Februari      2016
PANITIA PEMBANGUNAN MASJID
AL-HUDA MAPAI

     Ketua Remaja Masjid               Ketua Pembangunan Masjid





     R.SARDI WANDIRA                   H.SYUKUR DAUD
Sekretaris





H.ABANG MUKTI,S.Pd.SD










PANITIA PEMBANGUNAN
MASJID AL-HUDA MAPAI
RT. 04 Dusun Semerangkai Desa Semerangkai
Kecamatan Kapuas Kab.Sanggau  KodePos 78551


SUSUNAN PANITIA PEMBANGUNAN MASJID
AL – HUDA MAPAI


1.      Pelindung/Penasehat         : Kepala Desa Semerangkai
2.      PanitiaPelaksana               :
Ketua Masjid                    : H.SYUKUR DAUD
Ketua Remaja Masjid       : R.SARDI WANDIRA
Sekretaris                          : H.ABANG MUKTI, S.Pd.SD
Bendahara                         : ABANG ZAKARIA, S.Pd
3.      Seksi-seksi             :
Bangunan                          : APIANTO GEPENG
Humas                               : SALEHON
Logistik                             : JEFFRY
Konsumsi                          : SABARTO



Mapai,   08  Februari   2016
PANITIA PEMBANGUNAN
MASJID AL – HUDA MAPAI

         Ketua Remaja Masjid               Ketua Pembangunan Masjid




         R.SARDI WANDIRA                    H.SYUKUR DAUD
Sekretaris




H.ABANG MUKTI, S.Pd